A. Secara Kualitatif
1) Keelektronegatifan
keelektronegatifan ditentukan oleh keelektronegatif suatu atom. Jika suatu atom menarik elektron ikatan maka basa konjugasi makin stabil dan asam makin kuat. Keelektronegatifan bertambah dari kiri ke kanan dalam tabel periodik unsur.
Keelektronegatifan berpengaruh pada kepolaran H---X. makin besar perbedaan keelektronegatifan antara H dengan X, makin polar ikatan H---X, sehingga makin kuat keasaman. Faktor ini berkaitan dengan ikatan H---X yang makin lemah sehingga ion H+ makin mudah dilepaskan pada molekul air.
2) Ukuran
Muatan negatif anion akan lebih stabil jika menyebar pada ruang yang lebih luas. Pada kolom tabel periodik unsur, makin ke bawah keasaman makin besar, karena ukuran anion bertambah. Penambahan ukuran anion dari F- ke I- menyebabkan rapat muatan F- jauh lebih besar daripada rapat muatan I-. akibatnya, pemisahan HF menjadi H+ dan F- jauh lebih sulit daripada pemisahan HI menjadi H+ dan I-.
3) Muatan molekul atau ion
Molekul muatan atau ion berpengaruh pada kemudahan molekul atau ion tersebut untuk melepas ion H+ pada pasangan reaksinya yang berarti berpengaruh pada kemampuannya untuk berlaku sebagai asam atau basa. Zat terlarut makin kurang asam dan basa konjugat makin basa jika muatan ion bertambah.
keasaman : H3PO4 > H2PO- > HPO42-
Kebasaan : H2PO4- > HPO42- >PO43-
Penurunanan
keasaman akibat bertambahnya muatan negatif anion terjadi karena
pelepasan ion H+ dari molekul netral H3PO4 lebih mudah daripada
pelepasan H+ dari ion negatif. Sebaliknya, bertambahnya kebasaan akibat
bertambahnya muatan negatif terjadi karena makin kuatnya gaya tarik
anion pada ion H+.
4) Bilangan Oksidasi Atom Pusat
Jika
membandingkan asam-asam okso yang beratom pusat sama, pada asma-asam
tersebut tidak ditemukan adanya perbedaan kepolaran, ukuran atau muatan,
seperti H2SO4 dengan H2SO3 atau HNO3 dengan HNO2. HOCl HClO2 HClO3 HClO4
Semakin
besar bilangan oksidasi atom klorin, semakin besar keelektronegatifan.
Akibatnya, elektron-elektron cenderung bergeser ke atom oksigen (atom
elektronegatif) yang mengelilingi atom pusat Cl dan ikatan O---H makin
polar, sehingga keasaman makin bertambah. (Yrama Widya, 2014: 239-241)
B. Secara Kuantitatif
1) Derajat keasaman atau eksponen hidrogen (pH)
Telah
diketahui bahwa air murni dapat menghantarkan arus lisrtk dengan sangat
lemah. Fakta ini menunjukkan bahwa dalam air terdapat ion-ion dengan
konsentrasi yang sangat rendah. Ion-ion ini berasal dari autoionisasi
air dengan persaman kasetimbangan.
Reaksi diatas memiliki tetapan kesetimbangan sebagai berikut :
Dalam
air murni atau larutan encer, konsentrasi molar air adalah tetap.
Dengan demikian, [H2O] adalah tetap dan dapat digabung dengan Kc
menghasilkan tetapan baru yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw).
2) Pengukuran pH larutan
Di laboratorium pH larutan dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya, yaitu:
a) Kertas LakmusIndikator
yang sering digunakan dilaboratorium kimia adalah kertas lakmus merah
dan kertas lakmus biru.Berikut ini adalah hasil pengujian pendahuluan
terhadap kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru pada larutan air
suling, larutan cuka dapur, dan air kapur.hasil yang terjadi pada
perubahan warna kertas lakmus dapat dilihat pada tabel.
Dengan
cara yang sama, kita dapat menguji larutan-larutan lain yang sering
kita temukan apakah larutan itu bersifat asam, basa, atau netral.
Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian perubahan warna kertas
lakmus dalam larutan zat-zat yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Larutan Indikator
larutan
Indikator yang sering digunakan di laboratorium kimia, yaitu
fenolftalein, metil merah, metil jingga dan bromtimol biru. Berikut ini
tabel pengujian perubahan warna larutan indikator dalam larutan asam dan
larutan basa.
Indikator
tunggal hanya akan menunjuk hasl secara umum, misalnya suatu larutan
ditetesi indikator PP berwarna merah, berarti laturan tersebut mempunyai
pH > 8,3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dapat digunakan
beberapa indikator terhadap satu larutan.
c) Indikator AlamSelain
indikator-indikator yang disebutkan diatas, dikenal juga indikator
alam. Contohnya mahkota bunga-bunga berwarna, daun, kunyit, wortel dan
bit.
d) Indikator universalIndikator universal adalah
gabungan dari beberapa indikator. Ada yang berupa larutan, ada yang
berupa kertas serap yang dikemas dalam kotak yang dilengkapi dengan peta
warna. Penggunaannya sangat sederhana yaitu dengan dicelupkan atau
ditetesi dnegan larutan yang akan di ukur pH kemudian dibandingkan
perubahan warna yang terjadi dengan perubahan warna yang tersedia.
e) Menggunakan pH meterpH
meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. pH
meter dapat menyatakan pH larutan sampai 2 angka desimal. Cara
penggunaan pH meter sangat sederhana yaitu dengan mencelupkan alat yang
menghubungkan larutan yang akan diperiksa dengan pH meter. Kemudian baca
skala yang ditunjukkan oleh jarum pada pH meter tersebut. (Bumi Aksara, 2001:20)
3) Derajat IonisasiTingkat
keasaman atau kebasaan larutan bergantung pada banyaknya zat terlarut
asam atau basa yang terurai dalam air. Perbandingan jumlah mol zat
terlarut yang terurai (dilambangkan dengan t) dengan jumlah mol zat
terlarut awal (dilambangkan dengan α) disebut derajat ionisasi.
Larutan
elektrolit kuat mengandung zat terlarut yang terionisasi sempurna,
sehingga jumlah mol zat yang terurai = jumlah mol zat semula. Oleh
karena itu, larutan ini memiliki α=1. Adapun larutan elektrolit lemah
mengandung zat terlarut yang hanya terurai sebagian dalam air sehingga
memiliki α < 1. Asam dan basa kuat tergolong elektrolit kuat (α = 1),
sedangkan asam dan basa lemah tergolong elektrolit lemah (0 < α <
1). (Yrama Widya, 2014: 231)
Komentar
Posting Komentar