Konten Etnosains

 

Batik Tabir Khas Riau

Batik Riau bermula sejak jaman kerajaan melayu, yakni kerajaan daik lingga di kepulauan Riau. Batik pada zaman lingga ini tidak menggunakan lilin sebagai pewarna , melainkan pewarna perak dan kuning di cap pada bahan kain menggunakan perunggu yang bercorak khas melayu. Kain yang biasa digunakan adalah kain halus seperti sutra. Batik adalah suatu kerajinan atau karya seni dengan cara menulis, melukis pada kain dan mewrnainya melalui proses yang panjang. Batik dibuat dengan menggambar titik-titik dan garis-garis dengan alat yang disebut canting. Salah satu yang mennjadi khas batik Riau adalah motif atau corak yang beragam serta warna yang digunakan pada batik tabir khas Riau ini cenderung terang dibanding batik dari daerah jawa yang cendrung berwarna coklat dan gelap. Pewarnaan pada batik dapat diintegrasikan dengan materi larutan asam basa sebagai indikator alami.

Pewarnaan sintesis merupakan pewarna kimia, yaitu pewarna napthol, indogosol dan remazol. Zat warna napthol merupakan campuran antara napthol (1-naphol/C10H7OH), kostik (NaOH), dan TRO (Trqies Red Oil), yang dilarutkan dalam air hangat. Napthol tidak dapat larut dalam air, sehingga untuk melarutkannya diperlukan kostik dan didispersi dengan TRO. Pewarna napthol garam diakso yang dilarutkan dalam air sebagai pengunci atau pembangkit warna. Zat warna indigosol merupakan zat warna batik campuran antara  indigo dan natrium nitrit (NaNO2) yang menggunakan pengunci berupa HCl.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kekuatan Asam Basa

Teori Asam Basa Menurut Ahli Kimia

Kekuatan Asam Dan Basa